Saturday, November 29, 2014

hayati ugama utk berpolitik

  • 9:42pm · Like
  • Mohd Ishak Sidi SIFAT SABAR ULAMAK TERHADAP SIKAP PEMERINTAH TUJUAN MENGHINDARI PERPECAHAN UMAT ISLAM

    Di zaman para Imam muktabar seperti Imam Ahmad bin Hambal, Muhammad bin Ismail, Muhammad bin Idris (as-Syafie), Ahmad bin Nuh, Ishak bin Rahawih dan ramai lagi, mereka menghadapi suatu masa di mana para penguasanya banyak melakukan perbuatan zalim dan bid’ah yang sangat teruk. Penguasa dimasa itu mengingkari sifat-sifat Allah. Para ulama dipaksa untuk menyokong kesesatan tersebut, tetapi para ulama tidak berganjak dengan perinsip-perinsip kebenaran. Para ulama diuji dengan berbagai-bagai siksaan. Ramai yang telah dibunuh, antara mereka ialah Ahmad bin Hashr. Walaupun keadaan ini sudah demikian sadisnya, namun tidak mendorong para ulama untuk keluar dari ketaatan dan tidak melakukan pemberontakan, tidak mencerca dan tidak memburuk-burukkan penguasa (pemimpin mereka). 

    (Lihat: Ad-Durar as-Sunniyah fil Ajwibah an-Najdiyah 7/177-178)

    Dan Rasulullah Saw bersabda dalam hadits Ummu Salamah r.aha yang diriwayatkan oleh Imam Muslim;

    “Sesungguhnya akan ada bagi kalian pemerintah yang kalian lihat melakukan yang ma’ruf dan kalian lihat melakukan kemungkaran. Siapa yang membenci (kemungkarannya) maka dia telah terbebas (dari ancaman Allah swt), dan siapa yang mengingkari (kemungkarannya) maka dia telah selamat (dari ancaman Allah swt), dan siapa yang rela dan mengikuti (kemungkarannya maka dialah yang akan dimurkai Allah swt).” Para shahabat berkata: “Wahai Rasulullah, tidakkah kami memerangi mereka?” Rasulullah bersabda: “Tidak!! Selama mereka masih menunaikan shalat. Tidak!! Selama mereka masih menunaikan shalat.”

    (HR Imam Muslim)

    Keterangan:Menginkari dan membenci di sini maksudnya dilakukan dengan kalbunya, bukan dengan tindakan yang anarkis (Melakukan Pemberontakan) sehingga meruntuhlah kewibawaan pemerintah. Dan maksud “Selama mereka masih menunaikan shalat” artinya sebagaimana dalam hadits sebelumnya: selama tidak terbukti adanya kekafiran yang nyata yang ada landasannya dari Allah swt.

    “Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah, dan taatlah kalian kepada Rasul, dan juga kepada ulil amri dari kalian.” 

    (An-Nisa’: 59)

    Ibnu Abbas Ra. berkata:
    Rasulullah s.a.w. bersabda: “ Siapa yang membenci sesuatu dari pemerintahnya hendaknya SABAR. Sesungguhnya siapa yang KELUAR DARI PEMERINTAHNYA walau sekedar satu jengkal, kemudian ia mati,MATI DALAM JAHILIYAH “.

    ( HR - Hadis Bukhary Dan Muslim )

    "Dan Sesungguhnya Inilah Jalan Ku Yang Lurus, Maka Ikutilah Dia (Muhammad ), Dan Janganlah Kamu Mengikuti Jalan-jalan (Yang Lain), Kerana Jalan-jalan Itu Hanya Akan Mencerai-beraikan Kamu Daripada JalanNya."

    (Al-An'aam 153)

    BAGI MENGELAKKAN PERPECAHAN UMAT ISLAM (TIADA DUA PARTI ISLAM)

    Syara' tidak pernah menghalalkan umat Islam menubuhkan dua parti Islam ataupun dua pemimpin dalam sebuah negara Islam. Larangan ini terdapat dalam beberapa hadis sahih antaranya ialah :

    "Apabila dilantik dua orang khalifah* (pemimpin dalam sebuah negara Islam) maka bunuhlah yang terakhir antara kedua (perlantikan kedua"**
    *Khalifah yang dimaksudkan dalam hadis-hadis ini ialah pemimpin atau ketua negara/kerajaan

    **(H/R Bukhari 5/401. Muslim 3/1471. Ibn Majah 2/958. Dan Ahmad 2/297).

    "Dan Sesungguhnya Inilah Jalan Ku Yang Lurus, Maka Ikutilah Dia (Muhammad ), Dan Janganlah Kamu Mengikuti Jalan-jalan (Yang Lain), Kerana Jalan-jalan Itu Hanya Akan Mencerai-beraikan Kamu Daripada JalanNya." 

    (Al-An'aam 153)

No comments:

Post a Comment